Kamis, 25 Desember 2014

Manusia dan Tanggung Jawab

 

KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur saya limpahkan kehadirat Allah yang Maha Pemurah, berkat karunianya saya selesai menyusun makalah ini dengan judul Manusia dan Tanggung jawab. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang tanggung jawab, macam-macamnya, pengabdian atau pengorbanan, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasisiwa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 26 Desember 2014

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan seluruh bumi dan isinya termasuk salah satunya adalah manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna, sebab manusia diberi suatu kelebihan dibanding makhluk lainnya yaitu akal. Akal Allah berikan pada manusia supaya bisa mereka gunakan sesuai tujuan penciptaannya. ya inilah tanggung jawab manusia dan setiap makhluk ciptaan Allah, yaitu menggunakan semua karunia untuk kebaikan dan kebenaran.

       Tanggung jawab sebagai makhluk Allah adalah mempergunakan semua karunia sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Tanggung jawab ini bersifat umum yaitu tanggung jawab kepada Allah tentunya akan berkaitan juga dengan seluruh aspek kehidupan mulai dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, orang lain, negara, dan dunia secara keseluruhan.

        Apa sebenarnya arti dan makna dari tanggung jawab itu sendiri?, apa akibat atau tuntutan dari sebuah tanggung jawab?, bagaimana contoh tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari? untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dalam makalah ini saya mencoba mengulas tentang manusia dan tanggung jawab.

 

BAB II

ISI

    1. Pengertian Tanggung Jawab

        Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

        Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

        Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain.Dengan
keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama rnanusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.

        Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    2. Macam-macam Tanggung Jawab

        A. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

        Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan
demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.

Contoh:

Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.

        B. Tanggung jawab terhadap keluarga

        Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suarni-istri, ayah-ibu dan anak-anak. dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jaw ab kepada keluarganya. Tanggung jaw ab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.

Contoh:

Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai pekerjaan/tidak  bekerja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri tennasuk tindakan di kutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia tennasuk orang yang dipuji, karena demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina dan
dikutuk.

        C. Tanggung jawab terhadap masyarakat

        Pada hakekatnya manusia membutuhkan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Contoh:

Hanafi terlalu congkak dan sornbong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau
memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak
menutup kepala, karena lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang "terpelajar" itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh clan teringat akan badannya yang sudah "tergadai". Untunglah
ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka tak sudi mengiringkan "mempelai didong". Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa
antipati dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan).

        D. Tanggung jawab kepada bangsa atau negara

        Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

Contoh:

Kumbakarna menolak perintah kakaknya. juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari kedudukannya sebagai panglima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya. melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang harus membela negara ( Ramayana).

        E. Tanggung jawab terhadap Tuhan

       Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab sud melalui berbagai macam agama.

Contoh:

Adi rela mati berperang membela agamanya

    3. Pengabdian dan Pengorbanan

        Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.

       Macam-macam pengabdian:

  • Pengabdian kepada keluarga
  • pengabdian kepada negara
  • pengabdian kepada agama

contoh pengabdian:

Deo sebagai seorang TNI, ia rela ditugaskan ke daerah perbatasan yang mana tentu penuh dengan resiko bahkan nyawa bisa sewaktu-waktu melayang. Ini semua Deo lakukan demi pengabdiannya pada negara, karena ia sebagai seorang TNI maka bentuk pengabdiannya pada negara adalah menjaga keamanannya.

        Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.

        Macam-macam pengorbanan:

  • pengorbanan demi keluarga
  • pengorbanan demi sesama manusia
  • pengorbanan demi negara
  • pengorbanan demi Tuhan

        Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Contoh pengorbanan:

Reza sebagai seorang ayah rela mengorbankan hartanya demi kesehatan anaknya yang sedang sakit parah.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab, karena memang diciptakan Allah untk suatu tujuan yang tentu akan dipertanggung jawabkan. Manusia yang mampu memegang tanggung jawab dan menjalankannya maka dia akan sukses dan sebaliknya bagi yang tidak mampu memikul tanggung jawab dan melalaikannya maka dia akan mendapat akibat pahit atas perbuatan tersebut.

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 26 Desember 2014

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

 

Penulis: Muahammad Abu Bakar

NPM: 17514039

Rabu, 24 Desember 2014

Manusia dan Pandangan Hidup

 

KATA PENGANTAR

        Puji dan syukur saya limpahkan kehadirat Allah yang Maha Pemurah, berkat karunianya saya selesai menyusun makalah ini dengan judul Manusia dan Pandangan Hidup. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang pandangan hidup, cita-cita, kebajikan, keyakinan, usaha atau perjuangan, langkah-langkah pandangan hidup, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasisiwa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 02 Desember 2014

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Kita sebagai manusia selalu dihadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Masalah-masalah kehidupan ini tentu setiap orang berbeda-beda dalam menghadapinya. Kita melihat ada orang yang begitu semangat dalam menjalani hidup dan adapula yang berputus asa. Kita melihat ada orang yang begitu rajin melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan adapula yang bermalas-malasan dalam bekerja. Kita melihat ada orang yang biasa tersenyum bahagia setiap bertemu dengan orang lain dan adapula yang selalu terlihat murung.

        Kenapa itu semua bisa terjadi ?, kenapa setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi kehidupan dengan segala aspeknya ? ya, setiap orang akan berbeda-beda bergantung pada pandangan hidupnya. Oleh karena pentingnya pandangan hidup menentukan bagaimana seseorang itu akan berperilaku, bersikap, dan bertindak dalam kehidupannya, maka dalam makalah ini saya akan coba mengulas tentang manusia dan pandangan hidup.

 

BAB II

ISI

   1.  Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi

        Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan basil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

        Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terns menerus, sehingga
basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal.
sehingga diakui kebenarannya.

        Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berclasarlcan asalnya yaitu tercliri dari 3 macam :

  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
    kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

        Pandangan hidup bagi seorang muslim dibagi menjadi 2 pandangan yaitu, pandangan terhadap segala perkara keduniaan dan perkara agama. Pandangan terhadap perkara dunia adalah memanfaatkan segala perkara dunia untuk beramal sholeh demi kehidupan yang baik di akhirat kelak, karena bagi seorang muslim hidup di dunia hanya bagaikan orang yang sedang melakukan perjalan jauh dan berteduh sementara di bawah pohon besar untuk kemudian melanjutkan perjalannya. Pandangan terhadap perkara agama adalah memegang teguh Al Quran dan As Sunnah dan menjadikannya sebagai kacamata untuk melihat mana yang baik dan mana yang buruk, dan mana yang halal dan mana yang haram.

        Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi. maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut
ideologi negara.

        Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Sementara hak ideologi dibagi menjadi 2, yaitu :

  1. Hak memperoeh kebebasan
  2. Hak memperoleh perlindungan sebagai warga negara

  2.  Cita-cita

        Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

        Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki
cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.

   3.  Kebajikan

        Kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, rarnah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

        Ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan
semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

        Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.

        Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.

        Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ-
ment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

        Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif. memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

   4.  Usaha / Perjuangan

        Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan. manusia tidak dapat hidup sempuma. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.

        Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kepada para pengikutnya:"Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya. dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat I I : "sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri". Dari haidst dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia periu kerja keras untuk mempenbaiki nasibnya sendiri.

   5.  Keyakinan atau Kepercayaan

        Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.

        Menurut Prof.Dr.Hamn Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.

  • Aliran Naturalisme

        Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak. ada
Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yak.in Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.

        Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk
ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama.

        Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bennula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius (keagamaan).

        Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bennula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.

  • Aliran Intelektualisme

        Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses.

        Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.

  • Aliran Gabungan

        Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib aninya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

        Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.

        Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime - religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

   6.  Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik

  • Mengenal

        Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pcrtama dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.

        Kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu Al Qur' an, Hadist dan ijmak Ulama. yang merupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.

  • Mengerti

        Tahan kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila kita berpandangan hidup pada agama Islam, hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur'an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam Agama Islam. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.

  • Menghayati

        Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan
hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.

  • Meyakini

       Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.

       Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh
pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.

  • Mengabdi

        Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat
mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.

  • Mengamankan

        Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada
suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu
dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena
kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti
akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.

       Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya Ialu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa pandangan hidup sangatlah penting bagi kehidupan manusia, sebab hanya dengan pandangan hidup yang benar sajalah manusia mampu melalui kehidupan ini dengan tegar dan penuh optimis. Pandangan hidup yang benar membuat visi dan misi hidup menjadi jelas bak matahari yang bersinar di siang hari, tentunya hal ini membuat orang menjadi pemberani dan tidak mudah terasuki berbagai keraguan yang bisa menghentikan segala langkahnya.

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 02 Desember 2014

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

 

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

http://saefulnugroho.blogspot.com/2012/04/ideologi-dan-2-hak-ideologi.html

 

Penulis: Muhammad Abu Bakar

NPM: 17514039