Senin, 20 April 2015

TEORI-TEORI KREATIVITAS

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN

TEORI-TEORI KREATIVITAS

clip_image002

NAMA : Muhammad Abu Bakar ( 17514039 )

Ilham Pratama K ( 15514184 )

Sandi Pramudita Siregar ( 19514980 )

KELAS : 1PA15

DOSEN : Nita Sri Handayani, S.Psi

Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma

2014/2015

A. TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS

1. Teori Pendorong Kreativitas

Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :

1.1 Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas

Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembang dan menjadi matang, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

1.2 Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

1. Keamanan psikologis

Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:

· Menerima individu sebagai adanya dengan segalah kelebihan dan keterbatasannya

· Mengusahakan suasana yang di dalamnya evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam)

· Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan menghayati perasan anak, pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut pandangnya.

Dalam suasana ini “real self” dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk hubungannya dengan lingkungannya.

2. Kebebasan Psikologis

Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan. Kadang anak kreatif tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah emosianal, menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru. Berani dalam pendirian, ingin tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus dengan pekerjaanya, inisiatif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat otoritas begitu saja. Menurut psikolog terhadap 10 peringkat ciri-ciri pribadi kreatif:

· Imajinatif

· Mempunyai prakarsa

· Mempunyai minat luas

· Mandiri dalam berfikir

· Melit (ingin tahu)

· Senang berpetualang

· Penuh energI

· Percaya diri

· Bersedia mengambil resiko

· Berani dalam pendirian dan keyakinan

2. Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif

2.1 Teori Wallas

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku “The Art of Thought” yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain, mencari jawaban, dan lain-lain.

2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.

3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.

4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.2 Teori tentang Belahan Otak Kiri dan Kanan

Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.

Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengola dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan otaknya tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinnya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam ”comfort zone” dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).

Dikotomi Fungsi Mental:

Belahan Otak Kiri

Belahan Otak Kanan

Intelek

Intuisi

Konvergen

Divergen

Intelektual

Emosional

Rasional

Metaforik, intuitif

Verbal

Non Verbal

Horizontal

Vertikal

Konkret

Abstrak

Realistis

Impulsif

Diarahkan

Bebas

Diferensial

Eksistensial

Sekuensial

Multipel

Historikal

Tanpa Batas Waktu

Analitis

Sintesis, Holitik

Eksplisit

Implisit

Objektif

Subjektif

Suksesif

Simultan

3. Teori-teori yang Melandasi Produk Kreatif

Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Pemikir divergen mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.

3.1 Penilaian Produk Penemuan dalam Hukum Paten

Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:

1. Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan

2. Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah

3. Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting

4. Sejauh mana telah mengalami kegagalan

5. Produk harus berguna dan merupakan kemajuan

6. Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru

7. Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah dibutuhkan perangkat kriteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan kemampuan kreatif.

3.2 Model Besemer dan Treffinger

Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM).

1. Kebaruan (novelty)

Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya

2. Pemecahan (resolution)

Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :

· Produk harus bermakna (valuable)

· Produk harus logis

· Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis)

3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis

Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama atau serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.

Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :

· Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)

· Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)

· Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih

· Dapat dipahami (tampil secara jelas)

· Menunjukan ketrampilan atau keahlian

Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.

3.3 Model Penilaian Kreatif dalam Mengarang

Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :

· Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.

· Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.

· Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinilitas.

· Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

B. KETERBAKATAN DAN KREATIVITAS

1. Pengertian Keterbakatan

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Berikut ini definisi keterbakatan menurut para ahli:

1. Columbus Group

Bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal.

2. Renzulli (2002)

Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.

3. Tedjasaputra, MS (2003)

Bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.

4. Widodo Judarwanto (2007)

Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.

5. Galton (2002)

Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.

6. Clark (1986)

Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.

Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :

· Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.

· Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.

· Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.

· Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.

· Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.

· Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.

Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:

· Kemampuan di atas rata-rata

· Kreativitas tinggi

· Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

2. Pengertian Kreativitas

Ada banyak sekali pengakuan ilmiah mengenai kreativitas tetapi belum ada penelitian yang benar benar valid mengenainya, dikarenakan faktor bawaan kreativitas dari setiap individu dan tidak setiap individu pula dapat mengontrolnya dengan baik. Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, antara lain:

1. Utami Munandar (1995:25)

Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

2. Imam Musbikin (2006:6)

Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

3. Mangunhardjana (1986:11)

Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

4. Sternberg (1988)

Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi.

5. Baron (1969)

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.

6. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

7. Clark Moustakis (1967)

Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

8. Rhodes

Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.

9. Hulbeck (1945)

“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

10. Haefele (1962)

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.

11. Torrance (1988)

Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

12. Freedam (1982)

Kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.

13. Woolfook (1984)

Memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.

14. Guilford (1976)

Mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

3. Hubungan Pengertian Keterbakatan dan Kreativitas

Konsepsi “Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :

1. Kemampuan umum di atas rata – rata

2. Kreativitas di atas rata – rata

3. Pengikatan diri terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)

Kemampuan diatas rata – rata

Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach (1976) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.

Dalam istilah “kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.

Kreativitas diatas rata -rata

Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki anak atau orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.

Pengikatan diri terhadap tugas

Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “genius”, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.

Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (pengikatan diri terhadap tugas).

Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rochmat%20Wahab,%20M.Pd.,MA.%20Dr.%20,%20Prof.%20/Materi-1%20Nature%20of%20Giftedness.pdf.

https://moethya26.wordpress.com/2010/02/25/teori-mengenai-kreatifitas/

http://hasyahermansyah.blogspot.com/2014/05/makalah-contoh-kasus-kreativitas-dan.html

Dua Sayapku

           seagulls_flying_in_the_sky           Selama bertahun tahun aku tampil di lingkunganku dengan wajah yang lain, wajah yang benar-benar bukan diriku, ku kenakan topeng. Aku lakukan itu karena wajahku yang asli tak ada yang mau menerimanya. Segala yang kupikirkan dan ku rasakan juga selalu ku pendam dalam-dalam. Aku takut juga bila kuungkapkan apa adanya, lingkungan tidak menerimanya, ya dan nyatanya memang mereka tidak bisa menerimanya. kenapa? karena ku sudah lakukan dan coba untuk menjadi diri sendiri di setiap awal dari perpindahan ke lingkungan yang baru, namun lagi-lagi berujung sama, semua tidak mau menerima diriku.

         Aku lelah dengan topengku, meskipun lingkungan dan teman-teman bisa lebih menerima diriku, namun itu bukanlah diriku yang asli yang mereka terima, dan sebenarnya mereka juga bukan menerima diriku, namun memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Sungguh egoisnya mereka dan betapa bodohnya aku. Aku tidak pernah berani bersikap dan mengungkapkan perasaan, ketakutanku akan dijauhi lebih besar daripada keinginanku untuk bebas. Tetapi nyatanya itu tidak bisa membuatku bahagia, aku tetap merasa sendiri dan kesepian meskipun dalam keramaian, karena ternyata tetap saja aku tertekan oleh keegoisan teman-temanku yang hanya dekat di saat butuh dan pergi begitu saja bila kebutuhannya terpenuhi. Mereka datang dan pergi sesukanya tanpa mau peduli dengan pikiran dan perasaanku.          Rasanya ingin sekali kubuang topeng ini lalu kuteriakkan apa yang selama ini memenuhi pikiran dan hatiku kepada mereka semua, ingin sekali aku bebas tidak dalam belenggu ketakutan akan ditinggalkan dan dijauhi lagi. namun tetap saja ketakutan lebih besar dan kebodohan membuat belenggu ketakutan itu semakin besar dan melilit-lilit. Semakin ku berusaha mengikuti keinginan teman-teman maka semakin banyak kesakitan dan kesedihan yang kuterima, namun semua itu kupendam sendiri, kukorbankan kebahagiaan diriku demi kebahagiaan orang lain. Bodohnya aku, aku mengorbankan kebahagiaan dan mencoba memahami teman-teman yang sama sekali tidak memberikan manfaat apa-apa bagiku, mereka hanya menguras semua yang kumiliki, mereka tidak pernah mencoba memahami diriku dan membuatku bahagia. Aku tidak pernah tau apa itu persahabatan dan bagaimana rasanya.

          Semua itu membuat diriku hidup dalam kesempitan, dalam belenggu-belenggu ketakutan yang semakin hari semakin melilit-lilit. Aku seakan hidup dalam bangunan besar dengan tembok tebal dan kegelapan. Ya itu semua sebenarnya diriku sendiri yang membuatnya. Keadaan itu membuatku lelah berharap tuk bisa lepas, bebas, membuang topengku dan tampil apa adanya lalu terbang meninggalkan bangunan besar yang mengurungku.tujuh           Ketika harapan sudah hampir musnah ditelan pengalaman-pengalaman pahit itu, tiba-tiba muncul secercah harapan, ya aku berpindah ke lingkungan yang baru, aku mulai berharap kembali walaupun sangat kecil, aku berdoa supaya dengan lingkungan yang baru ini aku bisa terbang dan bebas dari kurungan bangunan besar nan gelap itu, bangunan yang mana aku dibelunggu di dalamnya dengan ketakutan. Hari demi hari kulalui di lingkungan yang baru, kumulai dengan sangat hati-hati. Aku mulai tampil dengan topengku seperti biasanya, namun dengan selalu mencoba untuk melepasnya sesekali, hanya ingin melihat apa ada yang bisa menerima wajahku yang asli atau tidak. Nyatanya lagi aku tidak diterima, ku semakin memperkokoh bangunan yang mengurungku dan semakin ku perkuat sendiri lilitan belenggu ketakutan yang menyesakkan itu.

          Sampai suatu saat, kutemukan dua orang yang begitu perhatian dengan keadaanku. Mereka sering kali benar dan tepat menebak apa yang sedang kurasakan dan pikirkan dan tiap kali ku buka topengku, mereka bukannya menjauh, namun semakin mendekat bahkan akhirnya mereka mau bersamaku, menjadi sahabat sejatiku, menjadi dua sayap bagiku. Mereka mau menerima wajah asliku, mereka mau menerima diriku apa adanya. Semua kelemahanku bukan kejelekan di mata mereka. mereka benar-benar peduli dengan apa yang kurasakan dan pikirkan. Mereka begitu menganggapku berharga sebagaimana diriku menganggap mereka juga begitu berharga.enam           Sungguh senangnya hatiku, bersama mereka ku bisa lepaskan topeng pengap yang selalu menutupi wajahku, semua belenggu ketakutan yang melilitku selama ini, dan terbang meninggalkan bangunan yang mengurungku, terbang menyusuri langit biru yang luas, melihat keluasan dunia dan indahnya hidup. Dari mereka kudapatkan kebahagiaan menjadi diri sendiri. Semua sisi kehidupanku berubah, berubah ke arah yang luar biasa baik. Dari yang tadinya aku adalah pemendam sejati menjadi lebih terbuka, bahkan terkesan buka-bukaan. Dari yang tadinya kaku menjadi lebih fleksibel. Dari yang tadinya takut salah menjadi berani salah dan memperbaiki. Aku rasakan kenyamanan yang begitu memuaskan. Mereka tidak pernah bosan mendengar cerita, curhatan, dan hal-hal sepele dariku. Mereka begitu perhatian dan peduli, bahkan dalam keadaan sesulit apapun, sesibuk apapun mereka, tak pernah melupakan diriku. Mereka begitu kupercaya dan kuhormati serta kusayangi.fly-away-dandelion-under-blue-sky_1280x1024_76550            Mereka juga membuatku sadar akan banyak hal dalam hidup. Bersama mereka ku sadari arti persahabatan, kebersamaan, saling bekerjasama, dan peduli serta perhatian. Mereka menyadarkanku akan kehadiran mereka dalam hidupku itu adalah untuk kebaikan, membuatku sadar dari kebodohanku selama ini bahwa hidup tidak bisa mengikuti apa maunya orang lain, menyadarkan betapa berharganya sahabat dan kebersamaan. Mereka mengajari aku untuk tidak terbiasa membohongi diri sendiri demi terlihat kuat di depan orang lain, untuk tidak terbiasa mengorbankan kebahagiaan dan mencurahkan perhatian kepada orang yang sama sekali tidak memberi manfaat bahkan tidak memikirkanku. Mengajariku bagaimana bersikap dan berperasaan kepada orang lain, bagaimana berpenampilan, bagaimana berteman, bagaimana menghadapi masalah, bahkan mereka membantuku di setiap masalah sesepele apapun itu. Kadang aku sendiri bosan dengan masalah yang kuhadapi karena berputar itu-itu saja, namun mereka tidak pernah bosan sekalipun dalam membantuku dan memperdulikanku. Dan banyak hal lagi, benar-benar kehadiaran dua sayap itu membuat lukisan dalam lembar kehidupanku menjadi begitu indah dan berwarna.

          Empat hari yang lalu, semua kebahagiaan itu dicabut dariku, dua sayapku hilang, dua sayapku dicabut. Ya Allah, betapa sedihnya hatiku, betapa menyakitkannya, serasa hatiku hancur berkeping-keping, ku tak bisa menahan air mata yang memaksa untuk mengalir, mengalir deras disertai sesaknya nafas. Tak pernah kurasakan kesedihan yang mendalam sampai seperti ini, karena begitu berharga dua sayap itu bagiku. mereka adalah berlian yang begitu berharga yang sudah kucari bertahun-tahun lamanya, tak kan ada yang dapat menggantikannya dan akupun tak jua ingin menggantikannya. Ya Allah mengapa harus begini, bertahun-tahun kucari dan ketika kudapatkan, semua harus berakhir secepat ini. Aku belum menyelesaikan pengembaraanku bersama mereka, masih banyak hal yang ingin ku lakukan bersama dua sayapku itulima          Sampai hari ini ku tak bisa melupakan dua sayap indahku itu, karena begitu banyak kenangan manis bersama mereka, begitu banyak manfaat yang ku dapatkan dari mereka. mereka sudah terukir di dalam hatiku dengan ukiran dari emas, ku tak mungkin melupakan dan menghapusnya. Aku masih tidak percaya dan tidak ingin kehilangan mereka, namun apalah daya, semakin hari semakin nyata bagiku bahwa mereka sudah tidak bisa bersamaku lagi, sudah tidak bisa menjadi sayapku lagi. Namun Ku masih berharap dan akan terus berharap suatu saat nanti aku bisa bersama dan bersatu kembali bersama kedua sayapku itu dalam keadaan yang terbaik dan untuk selama-lamanya. Sekarang Keadaan memaksaku untuk membuat dan memulai hidup baru, namun tetap saja kan ku lukiskan kedua sayapku itu pertama pada lembaran kehidupan yang baru, karena mereka tetap dan selamanya akan tetap berharga dan istimewa bagi hidupku.

Untuk kedua sayapku tersayang,

Setelah semua kenangan dan kebahagiaan yang kalian berikan padaku, Aku hanya bisa ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya yang tulus dari hatiku yang terdalam. Terima kasih atas segalanya. Maafkanlah semua kesalahanku selama ini kepada kalian berdua, yang tentu sangatlah banyak, karena kalianlah yang paling dekat denganku.

Ku tak bisa lukiskan dengan kata-kata bagaimana sedihnya diriku atas kehilangan kalian berdua, kalian yang begitu berharga dalam hidupku. Ku selalu menangis setiap mengingat kenangan-kenangan kita bersama, sekecil dan sesepele apapun itu. Aku rindu kalian berdua, rindu yang luar biasa, rindu akan senyuman, candaan, dan tawa kalian. Aku ingin sekali memeluk kalian berdua, pelukan hangat dan erat. Aku ingin tunjukkan betapa berharganya kalian bagi hidupku dan betapa sayangnya diriku pada kalian.

Ku mohon kalian jangan pernah benar-benar pergi meninggalkanku. Ku ingin kalian tetap bersamaku sesulit apapun keadaan. Aku juga tidak akan pernah meninggalkan kalian sampai kapanpun. Walaupun suatu saat nanti kita seakan benar-benar putus dan terpisah, ketauhilah, aku tidak akan pernah lupa untuk selalu sebut nama kalian berdua dalam setiap doaku, memohon kebaikan untuk kehidupan kita bersama.

Ya Allah…Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, Engkau Maha Pengasih dan Penyayang…Jagalah dua sayapku itu…kasihilah mereka…bahagiakanlah kehidupan mereka…bukakanlah pintu rezeki-Mu bagi mereka…tuntunlah mereka untuk selalu berjalan di atas kebenaran…satukanlah kami kembali dalam keadaan yang terbaik….satukanlah kami untuk selama-lamanya dalam ridho Mu Ya Allah…

Aamiin…

tiga

Sabtu, 14 Maret 2015

KREATIVITAS

1. Pengertian Kretivitas

    A. Kreativitas sebagai Proses

    Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)

    Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)

Penekanan pada :

  • aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
  • aspek interaksi antara individu dan lingkungannya / kebudayaannya

    Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)

    Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).

    Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir konvergen.

  • Berfikir Divergen : bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.
  • Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah

    Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.

    Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi

    B. Kreativitas sebagai Produk

    Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).

    Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.

    Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).

    Beliau mengingatkan pentingnya bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri

    C. Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi

    Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.

    Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.

Dengan perkataan lain:

“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983)

    D. Faktor-faktor Pendorong Kreativitas

    Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.

    Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)

    Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

 

2. Definisi Operasional Kreativitas

    Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)

 

3. Devinisi Kreativitas dari Clark

Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan :

“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).

 

4. Teori Kreativitas

    Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

  1. Teori Psikoanalisis
  2. Teori Humanistik
  3. Teori Cziksentmihalyi

1. Teori Psikoanalisis

    Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

Teori ini terdiri dari:

a. Teori Freud

    Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.

Macam mekanisme pertahanan:

- Represi - regresi

- Konpensasi - Proyeksi

- Sublimasi - Pembentukan reaksi

- Rasionalisasi - Pemindahan

- Identifikasi - Kompartementalisasi

- Introjeksi

b. Teori Ernst Kris

    Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupannya.

    Dengan demikian mereka mampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)

c. Teori Carl Jung

    Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2. Teori Humanistik

    Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:

a. Teori Maslow

    Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah:

- Kebutuhan fisik/biologis

- Kebutuhan akan rasa aman

- Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta

- Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri

- Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri

- Kebutuhan estetik

    Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki.

b. Teori Rogers

Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:

- Keterbukaan terhadap pengalaman

- Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

- Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.”

3. Teori Cziksentmihalyi

    Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

    Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.

    Akses terhadap suatu bidang Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat. Access to a field. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.

    Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.

4. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi

    Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.

a. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, tergantung situasinya.

b. Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.

c. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.

d. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.

Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.

e. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.

f. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama

g. Pribadi kreatif menunjukkan lecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)

h. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.

i. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.

Referensi

http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17209/Pertemuan+Kesatu.doc “Pengertian Kreativitas” 15-3-2015/11.00

http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24331/Pertemuan+kedua.doc “Teori mengenai kreativitas” 15-3-2015/13.15

 

Tim Penulis:

1. Muhammad Abu Bakar ( 17514039 )

2. Ilham Pratama K ( 15514184 )

3. Sandi Pramudita Siregar ( 19514980 )

Selasa, 20 Januari 2015

Manusia dan Harapan

KATA PENGANTAR

       Penulis mengucapkan puji syukur ke Hadirat Tuhan YME karena makalah ini selesai tepat pada waktunya dengan judul Manusia dan Harapan. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang harapan, sebab manusia mempunyai harapan, doa, kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan kepercayaan, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 20 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan seluruh bumi dan isinya termasuk salah satunya adalah manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

        Apa sebenarnya arti dan makna dari harapan?, apa sebab manusia memiliki harapan ?, bagaimana contoh harapan dalam kehidupan ? untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dalam makalah ini saya mencoba mengulas tentang manusia dan harapan.

 

BAB II

ISI

1. Pengertian Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada prakteknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".

Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu, keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Contoh:

Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan di dalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik.

Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

2. Sebab Manusia Memiliki Harapan

Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia diciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang lain.

Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan seefektif dan seefisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.

3. Pengertian Doa

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.

Doa ada berbagai macamnya, ada yang bergantung dengan waktu, tempat, dan ada juga yang tidak bergantung pada keduanya.

contoh:

Doa ketika bangun dari tidur

الحمد لله الذي أحياني بعد ما أماتني و إليه النشور

“ Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan hamba setelah mematikannya dan kepada-Nya lah hamba kembali”

4. Kepercaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya. artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal ayyang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasurnantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut:

a. Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati

b. Teori Korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

c. Teori Pragmatis

Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

5. Berbagai Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya

a. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri sendiri, rnenganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

b. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.

c. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)

d. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

  1. Meningkatkan taqwa dengan ibadah
  2. Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
  3. Meningkatkan cinta antar sesama manusia
  4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta berlebih
  5. Menekan perasaan negatif seperti, benci, iri, fitnah, dll.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa hidup manusia tidak lepas dara harapan. harapan membuat manusia bertahan hidup sebab ada yang ia perjuangkan. Barangsiapa mampu menyeimbangkan antara harapan dan usaha mewujudkannya maka dia akan hidup penuh semangat dan sukses dan sebaliknya barangsiapa tidak mampu menyeimbangkan antara harapan dan usaha mewujudkannya maka dia akan mengalami tekanan hidup yang berat sebab ia akan selalu dipenuhi rasa kecewa karena harapannya lebih banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan. 

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 20 Januari 2015 

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

 

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan

https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/penyebab-manusia-memiliki-harapan/

https://zoelkiflyunismuh10wordpres.wordpress.com/2013/03/19/pengertian-doa/

 

Penulis: Muhammad Abu Bakar

NPM: 17514039

Senin, 19 Januari 2015

Manusia dan Kegelisahan

KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur saya limpahkan ke hadirat Allah yang Maha Pemurah, berkat karunianya saya selesai menyusun makalah ini dengan judul Manusia dan Kegelisahan. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang berbagai macam kegelisahan, sebab-sebab orang menjadi gelisah, keterasingan, kesepian, dan usaha-usaha untuk mengatasi kegelisahan atau ketidakpastian, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasisiwa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 04 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan seluruh bumi dan isinya termasuk salah satunya adalah manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna, sebab manusia diberi suatu kelebihan dibanding makhluk lainnya yaitu akal. Akal Allah berikan pada manusia supaya bisa mereka gunakan sesuai tujuan penciptaannya. ya inilah tanggung jawab manusia dan setiap makhluk ciptaan Allah, yaitu menggunakan semua karunia untuk kebaikan dan kebenaran.

       Tanggung jawab sebagai makhluk Allah adalah mempergunakan semua karunia sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Tanggung jawab ini bersifat umum yaitu tanggung jawab kepada Allah tentunya akan berkaitan juga dengan seluruh aspek kehidupan mulai dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, orang lain, negara, dan dunia secara keseluruhan.

        Apa sebenarnya arti dan makna dari tanggung jawab itu sendiri?, apa akibat atau tuntutan dari sebuah tanggung jawab?, bagaimana contoh tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari? untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dalam makalah ini saya mencoba mengulas tentang manusia dan tanggung jawab.

 

BAB II

ISI

1. Pengertian kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu da1am kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu

A. Kecemasan kenyataan (obyektit)

Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap kcadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

B. Kecemasan neorotik

Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :

a. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.

b. Bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek
yang ditakutkannya.

C. Kecemasan moril.

Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.  Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.

2. Sebab-sebab orang gelisah

Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh:

Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus. misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

3. Usaha-usaha mengatasi kegelisahan

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.

Contoh:

Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat
merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini
dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.

4. Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan
keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain.
Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang,
sombong.

Ayat Al Quran tentang keterasingan:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
(QS: Al-Maidah Ayat: 33)

5. Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak
suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama,
namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh, kaku, keras kepala. sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.

Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.

Contoh

Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian. dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana
dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi
ke tempat yang sepi, mencari hakikat hidup.

6. Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan. tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :

A. Obsesi

Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan. atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. contoh:

Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.

B. Phobia

lalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian
tanpa diketahui sebab-sebabnya.

C. Kompulasi

Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali. Contoh:

Keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania).

D. Histeria

Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain. Contoh:

Ketika lbu Acep sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang  banyak mengusung jenazah yang di tutu pi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ? . " itu kan bukan Kang Acep !" semua orang yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak histeris lalu pingsan.

E. Delusi

Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Contoh:

Pak Jaya orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.

F. Halusinasi

Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.

G. Keadaan

Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak  pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Contoh:

Dalam liburan, seperti biasa Samsul bahri pulang ke kampungnya, dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bermain ke rumah Nurbaya, bekas pacarnya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsul bahri oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtarn si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal.

7. Usaha – usaha Mengatasi Ketidakpastian

Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut Iagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

Dalam Al Quran Allah telah memberikan solusi untuk mengatasi ketidakpastian. Hal ini bisa dibaca pada surat Ar Ra’d ayat 28.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan itu akan selalu ada dalam kehidupan manusia namun orang yang sukses adalah orang yang mampu mengendalikan kegelisahannya sehingga tidak berlebihan dan orang yang gagal adalah orang yang membiarkan dirinya tenggelam dalam kegelisahan sehingga menghancurkan hidupnya. 

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 04 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

 

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma