Senin, 20 April 2015

TEORI-TEORI KREATIVITAS

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN

TEORI-TEORI KREATIVITAS

clip_image002

NAMA : Muhammad Abu Bakar ( 17514039 )

Ilham Pratama K ( 15514184 )

Sandi Pramudita Siregar ( 19514980 )

KELAS : 1PA15

DOSEN : Nita Sri Handayani, S.Psi

Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma

2014/2015

A. TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS

1. Teori Pendorong Kreativitas

Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :

1.1 Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas

Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembang dan menjadi matang, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

1.2 Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

1. Keamanan psikologis

Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:

· Menerima individu sebagai adanya dengan segalah kelebihan dan keterbatasannya

· Mengusahakan suasana yang di dalamnya evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam)

· Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan menghayati perasan anak, pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut pandangnya.

Dalam suasana ini “real self” dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk hubungannya dengan lingkungannya.

2. Kebebasan Psikologis

Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan. Kadang anak kreatif tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah emosianal, menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru. Berani dalam pendirian, ingin tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus dengan pekerjaanya, inisiatif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat otoritas begitu saja. Menurut psikolog terhadap 10 peringkat ciri-ciri pribadi kreatif:

· Imajinatif

· Mempunyai prakarsa

· Mempunyai minat luas

· Mandiri dalam berfikir

· Melit (ingin tahu)

· Senang berpetualang

· Penuh energI

· Percaya diri

· Bersedia mengambil resiko

· Berani dalam pendirian dan keyakinan

2. Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif

2.1 Teori Wallas

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku “The Art of Thought” yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain, mencari jawaban, dan lain-lain.

2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.

3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.

4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.2 Teori tentang Belahan Otak Kiri dan Kanan

Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.

Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengola dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan otaknya tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinnya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam ”comfort zone” dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).

Dikotomi Fungsi Mental:

Belahan Otak Kiri

Belahan Otak Kanan

Intelek

Intuisi

Konvergen

Divergen

Intelektual

Emosional

Rasional

Metaforik, intuitif

Verbal

Non Verbal

Horizontal

Vertikal

Konkret

Abstrak

Realistis

Impulsif

Diarahkan

Bebas

Diferensial

Eksistensial

Sekuensial

Multipel

Historikal

Tanpa Batas Waktu

Analitis

Sintesis, Holitik

Eksplisit

Implisit

Objektif

Subjektif

Suksesif

Simultan

3. Teori-teori yang Melandasi Produk Kreatif

Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Pemikir divergen mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.

3.1 Penilaian Produk Penemuan dalam Hukum Paten

Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:

1. Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan

2. Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah

3. Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting

4. Sejauh mana telah mengalami kegagalan

5. Produk harus berguna dan merupakan kemajuan

6. Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru

7. Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah dibutuhkan perangkat kriteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan kemampuan kreatif.

3.2 Model Besemer dan Treffinger

Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM).

1. Kebaruan (novelty)

Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya

2. Pemecahan (resolution)

Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :

· Produk harus bermakna (valuable)

· Produk harus logis

· Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis)

3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis

Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama atau serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.

Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :

· Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)

· Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)

· Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih

· Dapat dipahami (tampil secara jelas)

· Menunjukan ketrampilan atau keahlian

Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.

3.3 Model Penilaian Kreatif dalam Mengarang

Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :

· Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.

· Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.

· Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinilitas.

· Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

B. KETERBAKATAN DAN KREATIVITAS

1. Pengertian Keterbakatan

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Berikut ini definisi keterbakatan menurut para ahli:

1. Columbus Group

Bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal.

2. Renzulli (2002)

Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.

3. Tedjasaputra, MS (2003)

Bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.

4. Widodo Judarwanto (2007)

Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.

5. Galton (2002)

Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.

6. Clark (1986)

Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.

Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :

· Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.

· Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.

· Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.

· Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.

· Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.

· Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.

Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:

· Kemampuan di atas rata-rata

· Kreativitas tinggi

· Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

2. Pengertian Kreativitas

Ada banyak sekali pengakuan ilmiah mengenai kreativitas tetapi belum ada penelitian yang benar benar valid mengenainya, dikarenakan faktor bawaan kreativitas dari setiap individu dan tidak setiap individu pula dapat mengontrolnya dengan baik. Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, antara lain:

1. Utami Munandar (1995:25)

Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

2. Imam Musbikin (2006:6)

Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

3. Mangunhardjana (1986:11)

Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

4. Sternberg (1988)

Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi.

5. Baron (1969)

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.

6. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

7. Clark Moustakis (1967)

Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

8. Rhodes

Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.

9. Hulbeck (1945)

“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

10. Haefele (1962)

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.

11. Torrance (1988)

Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

12. Freedam (1982)

Kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.

13. Woolfook (1984)

Memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.

14. Guilford (1976)

Mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

3. Hubungan Pengertian Keterbakatan dan Kreativitas

Konsepsi “Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :

1. Kemampuan umum di atas rata – rata

2. Kreativitas di atas rata – rata

3. Pengikatan diri terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)

Kemampuan diatas rata – rata

Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach (1976) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.

Dalam istilah “kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.

Kreativitas diatas rata -rata

Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki anak atau orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.

Pengikatan diri terhadap tugas

Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “genius”, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.

Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (pengikatan diri terhadap tugas).

Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rochmat%20Wahab,%20M.Pd.,MA.%20Dr.%20,%20Prof.%20/Materi-1%20Nature%20of%20Giftedness.pdf.

https://moethya26.wordpress.com/2010/02/25/teori-mengenai-kreatifitas/

http://hasyahermansyah.blogspot.com/2014/05/makalah-contoh-kasus-kreativitas-dan.html

Dua Sayapku

           seagulls_flying_in_the_sky           Selama bertahun tahun aku tampil di lingkunganku dengan wajah yang lain, wajah yang benar-benar bukan diriku, ku kenakan topeng. Aku lakukan itu karena wajahku yang asli tak ada yang mau menerimanya. Segala yang kupikirkan dan ku rasakan juga selalu ku pendam dalam-dalam. Aku takut juga bila kuungkapkan apa adanya, lingkungan tidak menerimanya, ya dan nyatanya memang mereka tidak bisa menerimanya. kenapa? karena ku sudah lakukan dan coba untuk menjadi diri sendiri di setiap awal dari perpindahan ke lingkungan yang baru, namun lagi-lagi berujung sama, semua tidak mau menerima diriku.

         Aku lelah dengan topengku, meskipun lingkungan dan teman-teman bisa lebih menerima diriku, namun itu bukanlah diriku yang asli yang mereka terima, dan sebenarnya mereka juga bukan menerima diriku, namun memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Sungguh egoisnya mereka dan betapa bodohnya aku. Aku tidak pernah berani bersikap dan mengungkapkan perasaan, ketakutanku akan dijauhi lebih besar daripada keinginanku untuk bebas. Tetapi nyatanya itu tidak bisa membuatku bahagia, aku tetap merasa sendiri dan kesepian meskipun dalam keramaian, karena ternyata tetap saja aku tertekan oleh keegoisan teman-temanku yang hanya dekat di saat butuh dan pergi begitu saja bila kebutuhannya terpenuhi. Mereka datang dan pergi sesukanya tanpa mau peduli dengan pikiran dan perasaanku.          Rasanya ingin sekali kubuang topeng ini lalu kuteriakkan apa yang selama ini memenuhi pikiran dan hatiku kepada mereka semua, ingin sekali aku bebas tidak dalam belenggu ketakutan akan ditinggalkan dan dijauhi lagi. namun tetap saja ketakutan lebih besar dan kebodohan membuat belenggu ketakutan itu semakin besar dan melilit-lilit. Semakin ku berusaha mengikuti keinginan teman-teman maka semakin banyak kesakitan dan kesedihan yang kuterima, namun semua itu kupendam sendiri, kukorbankan kebahagiaan diriku demi kebahagiaan orang lain. Bodohnya aku, aku mengorbankan kebahagiaan dan mencoba memahami teman-teman yang sama sekali tidak memberikan manfaat apa-apa bagiku, mereka hanya menguras semua yang kumiliki, mereka tidak pernah mencoba memahami diriku dan membuatku bahagia. Aku tidak pernah tau apa itu persahabatan dan bagaimana rasanya.

          Semua itu membuat diriku hidup dalam kesempitan, dalam belenggu-belenggu ketakutan yang semakin hari semakin melilit-lilit. Aku seakan hidup dalam bangunan besar dengan tembok tebal dan kegelapan. Ya itu semua sebenarnya diriku sendiri yang membuatnya. Keadaan itu membuatku lelah berharap tuk bisa lepas, bebas, membuang topengku dan tampil apa adanya lalu terbang meninggalkan bangunan besar yang mengurungku.tujuh           Ketika harapan sudah hampir musnah ditelan pengalaman-pengalaman pahit itu, tiba-tiba muncul secercah harapan, ya aku berpindah ke lingkungan yang baru, aku mulai berharap kembali walaupun sangat kecil, aku berdoa supaya dengan lingkungan yang baru ini aku bisa terbang dan bebas dari kurungan bangunan besar nan gelap itu, bangunan yang mana aku dibelunggu di dalamnya dengan ketakutan. Hari demi hari kulalui di lingkungan yang baru, kumulai dengan sangat hati-hati. Aku mulai tampil dengan topengku seperti biasanya, namun dengan selalu mencoba untuk melepasnya sesekali, hanya ingin melihat apa ada yang bisa menerima wajahku yang asli atau tidak. Nyatanya lagi aku tidak diterima, ku semakin memperkokoh bangunan yang mengurungku dan semakin ku perkuat sendiri lilitan belenggu ketakutan yang menyesakkan itu.

          Sampai suatu saat, kutemukan dua orang yang begitu perhatian dengan keadaanku. Mereka sering kali benar dan tepat menebak apa yang sedang kurasakan dan pikirkan dan tiap kali ku buka topengku, mereka bukannya menjauh, namun semakin mendekat bahkan akhirnya mereka mau bersamaku, menjadi sahabat sejatiku, menjadi dua sayap bagiku. Mereka mau menerima wajah asliku, mereka mau menerima diriku apa adanya. Semua kelemahanku bukan kejelekan di mata mereka. mereka benar-benar peduli dengan apa yang kurasakan dan pikirkan. Mereka begitu menganggapku berharga sebagaimana diriku menganggap mereka juga begitu berharga.enam           Sungguh senangnya hatiku, bersama mereka ku bisa lepaskan topeng pengap yang selalu menutupi wajahku, semua belenggu ketakutan yang melilitku selama ini, dan terbang meninggalkan bangunan yang mengurungku, terbang menyusuri langit biru yang luas, melihat keluasan dunia dan indahnya hidup. Dari mereka kudapatkan kebahagiaan menjadi diri sendiri. Semua sisi kehidupanku berubah, berubah ke arah yang luar biasa baik. Dari yang tadinya aku adalah pemendam sejati menjadi lebih terbuka, bahkan terkesan buka-bukaan. Dari yang tadinya kaku menjadi lebih fleksibel. Dari yang tadinya takut salah menjadi berani salah dan memperbaiki. Aku rasakan kenyamanan yang begitu memuaskan. Mereka tidak pernah bosan mendengar cerita, curhatan, dan hal-hal sepele dariku. Mereka begitu perhatian dan peduli, bahkan dalam keadaan sesulit apapun, sesibuk apapun mereka, tak pernah melupakan diriku. Mereka begitu kupercaya dan kuhormati serta kusayangi.fly-away-dandelion-under-blue-sky_1280x1024_76550            Mereka juga membuatku sadar akan banyak hal dalam hidup. Bersama mereka ku sadari arti persahabatan, kebersamaan, saling bekerjasama, dan peduli serta perhatian. Mereka menyadarkanku akan kehadiran mereka dalam hidupku itu adalah untuk kebaikan, membuatku sadar dari kebodohanku selama ini bahwa hidup tidak bisa mengikuti apa maunya orang lain, menyadarkan betapa berharganya sahabat dan kebersamaan. Mereka mengajari aku untuk tidak terbiasa membohongi diri sendiri demi terlihat kuat di depan orang lain, untuk tidak terbiasa mengorbankan kebahagiaan dan mencurahkan perhatian kepada orang yang sama sekali tidak memberi manfaat bahkan tidak memikirkanku. Mengajariku bagaimana bersikap dan berperasaan kepada orang lain, bagaimana berpenampilan, bagaimana berteman, bagaimana menghadapi masalah, bahkan mereka membantuku di setiap masalah sesepele apapun itu. Kadang aku sendiri bosan dengan masalah yang kuhadapi karena berputar itu-itu saja, namun mereka tidak pernah bosan sekalipun dalam membantuku dan memperdulikanku. Dan banyak hal lagi, benar-benar kehadiaran dua sayap itu membuat lukisan dalam lembar kehidupanku menjadi begitu indah dan berwarna.

          Empat hari yang lalu, semua kebahagiaan itu dicabut dariku, dua sayapku hilang, dua sayapku dicabut. Ya Allah, betapa sedihnya hatiku, betapa menyakitkannya, serasa hatiku hancur berkeping-keping, ku tak bisa menahan air mata yang memaksa untuk mengalir, mengalir deras disertai sesaknya nafas. Tak pernah kurasakan kesedihan yang mendalam sampai seperti ini, karena begitu berharga dua sayap itu bagiku. mereka adalah berlian yang begitu berharga yang sudah kucari bertahun-tahun lamanya, tak kan ada yang dapat menggantikannya dan akupun tak jua ingin menggantikannya. Ya Allah mengapa harus begini, bertahun-tahun kucari dan ketika kudapatkan, semua harus berakhir secepat ini. Aku belum menyelesaikan pengembaraanku bersama mereka, masih banyak hal yang ingin ku lakukan bersama dua sayapku itulima          Sampai hari ini ku tak bisa melupakan dua sayap indahku itu, karena begitu banyak kenangan manis bersama mereka, begitu banyak manfaat yang ku dapatkan dari mereka. mereka sudah terukir di dalam hatiku dengan ukiran dari emas, ku tak mungkin melupakan dan menghapusnya. Aku masih tidak percaya dan tidak ingin kehilangan mereka, namun apalah daya, semakin hari semakin nyata bagiku bahwa mereka sudah tidak bisa bersamaku lagi, sudah tidak bisa menjadi sayapku lagi. Namun Ku masih berharap dan akan terus berharap suatu saat nanti aku bisa bersama dan bersatu kembali bersama kedua sayapku itu dalam keadaan yang terbaik dan untuk selama-lamanya. Sekarang Keadaan memaksaku untuk membuat dan memulai hidup baru, namun tetap saja kan ku lukiskan kedua sayapku itu pertama pada lembaran kehidupan yang baru, karena mereka tetap dan selamanya akan tetap berharga dan istimewa bagi hidupku.

Untuk kedua sayapku tersayang,

Setelah semua kenangan dan kebahagiaan yang kalian berikan padaku, Aku hanya bisa ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya yang tulus dari hatiku yang terdalam. Terima kasih atas segalanya. Maafkanlah semua kesalahanku selama ini kepada kalian berdua, yang tentu sangatlah banyak, karena kalianlah yang paling dekat denganku.

Ku tak bisa lukiskan dengan kata-kata bagaimana sedihnya diriku atas kehilangan kalian berdua, kalian yang begitu berharga dalam hidupku. Ku selalu menangis setiap mengingat kenangan-kenangan kita bersama, sekecil dan sesepele apapun itu. Aku rindu kalian berdua, rindu yang luar biasa, rindu akan senyuman, candaan, dan tawa kalian. Aku ingin sekali memeluk kalian berdua, pelukan hangat dan erat. Aku ingin tunjukkan betapa berharganya kalian bagi hidupku dan betapa sayangnya diriku pada kalian.

Ku mohon kalian jangan pernah benar-benar pergi meninggalkanku. Ku ingin kalian tetap bersamaku sesulit apapun keadaan. Aku juga tidak akan pernah meninggalkan kalian sampai kapanpun. Walaupun suatu saat nanti kita seakan benar-benar putus dan terpisah, ketauhilah, aku tidak akan pernah lupa untuk selalu sebut nama kalian berdua dalam setiap doaku, memohon kebaikan untuk kehidupan kita bersama.

Ya Allah…Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, Engkau Maha Pengasih dan Penyayang…Jagalah dua sayapku itu…kasihilah mereka…bahagiakanlah kehidupan mereka…bukakanlah pintu rezeki-Mu bagi mereka…tuntunlah mereka untuk selalu berjalan di atas kebenaran…satukanlah kami kembali dalam keadaan yang terbaik….satukanlah kami untuk selama-lamanya dalam ridho Mu Ya Allah…

Aamiin…

tiga