Selasa, 20 Januari 2015

Manusia dan Harapan

KATA PENGANTAR

       Penulis mengucapkan puji syukur ke Hadirat Tuhan YME karena makalah ini selesai tepat pada waktunya dengan judul Manusia dan Harapan. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang harapan, sebab manusia mempunyai harapan, doa, kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan kepercayaan, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 20 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan seluruh bumi dan isinya termasuk salah satunya adalah manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

        Apa sebenarnya arti dan makna dari harapan?, apa sebab manusia memiliki harapan ?, bagaimana contoh harapan dalam kehidupan ? untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dalam makalah ini saya mencoba mengulas tentang manusia dan harapan.

 

BAB II

ISI

1. Pengertian Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada prakteknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".

Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu, keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Contoh:

Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan di dalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik.

Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

2. Sebab Manusia Memiliki Harapan

Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia diciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang lain.

Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan seefektif dan seefisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.

3. Pengertian Doa

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.

Doa ada berbagai macamnya, ada yang bergantung dengan waktu, tempat, dan ada juga yang tidak bergantung pada keduanya.

contoh:

Doa ketika bangun dari tidur

الحمد لله الذي أحياني بعد ما أماتني و إليه النشور

“ Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan hamba setelah mematikannya dan kepada-Nya lah hamba kembali”

4. Kepercaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya. artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal ayyang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasurnantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut:

a. Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati

b. Teori Korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

c. Teori Pragmatis

Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

5. Berbagai Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya

a. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri sendiri, rnenganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

b. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.

c. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)

d. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

  1. Meningkatkan taqwa dengan ibadah
  2. Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
  3. Meningkatkan cinta antar sesama manusia
  4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta berlebih
  5. Menekan perasaan negatif seperti, benci, iri, fitnah, dll.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa hidup manusia tidak lepas dara harapan. harapan membuat manusia bertahan hidup sebab ada yang ia perjuangkan. Barangsiapa mampu menyeimbangkan antara harapan dan usaha mewujudkannya maka dia akan hidup penuh semangat dan sukses dan sebaliknya barangsiapa tidak mampu menyeimbangkan antara harapan dan usaha mewujudkannya maka dia akan mengalami tekanan hidup yang berat sebab ia akan selalu dipenuhi rasa kecewa karena harapannya lebih banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan. 

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 20 Januari 2015 

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

 

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan

https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/penyebab-manusia-memiliki-harapan/

https://zoelkiflyunismuh10wordpres.wordpress.com/2013/03/19/pengertian-doa/

 

Penulis: Muhammad Abu Bakar

NPM: 17514039

Tidak ada komentar:

Posting Komentar