Senin, 19 Januari 2015

Manusia dan Kegelisahan

KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur saya limpahkan ke hadirat Allah yang Maha Pemurah, berkat karunianya saya selesai menyusun makalah ini dengan judul Manusia dan Kegelisahan. tujuan makalah ini supaya mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang berbagai macam kegelisahan, sebab-sebab orang menjadi gelisah, keterasingan, kesepian, dan usaha-usaha untuk mengatasi kegelisahan atau ketidakpastian, serta kaitannya dengan manusia dan kehidupannya.

       Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjiran sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar atas arahan dan bimbingannya, juga kepada seluruh rekan-rekan mahasisiwa yang ikut menyumbangkan aspirasinya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan dan makalah ini menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat.

Bekasi, 04 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB I

PENDAHULUAN

        Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan seluruh bumi dan isinya termasuk salah satunya adalah manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna, sebab manusia diberi suatu kelebihan dibanding makhluk lainnya yaitu akal. Akal Allah berikan pada manusia supaya bisa mereka gunakan sesuai tujuan penciptaannya. ya inilah tanggung jawab manusia dan setiap makhluk ciptaan Allah, yaitu menggunakan semua karunia untuk kebaikan dan kebenaran.

       Tanggung jawab sebagai makhluk Allah adalah mempergunakan semua karunia sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Tanggung jawab ini bersifat umum yaitu tanggung jawab kepada Allah tentunya akan berkaitan juga dengan seluruh aspek kehidupan mulai dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, orang lain, negara, dan dunia secara keseluruhan.

        Apa sebenarnya arti dan makna dari tanggung jawab itu sendiri?, apa akibat atau tuntutan dari sebuah tanggung jawab?, bagaimana contoh tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari? untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dalam makalah ini saya mencoba mengulas tentang manusia dan tanggung jawab.

 

BAB II

ISI

1. Pengertian kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu da1am kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu

A. Kecemasan kenyataan (obyektit)

Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap kcadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

B. Kecemasan neorotik

Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :

a. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.

b. Bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek
yang ditakutkannya.

C. Kecemasan moril.

Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.  Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.

2. Sebab-sebab orang gelisah

Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh:

Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus. misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

3. Usaha-usaha mengatasi kegelisahan

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.

Contoh:

Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat
merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini
dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.

4. Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan
keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain.
Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang,
sombong.

Ayat Al Quran tentang keterasingan:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
(QS: Al-Maidah Ayat: 33)

5. Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak
suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama,
namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh, kaku, keras kepala. sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.

Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.

Contoh

Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian. dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana
dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi
ke tempat yang sepi, mencari hakikat hidup.

6. Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan. tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :

A. Obsesi

Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan. atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. contoh:

Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.

B. Phobia

lalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian
tanpa diketahui sebab-sebabnya.

C. Kompulasi

Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali. Contoh:

Keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania).

D. Histeria

Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain. Contoh:

Ketika lbu Acep sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang  banyak mengusung jenazah yang di tutu pi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ? . " itu kan bukan Kang Acep !" semua orang yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak histeris lalu pingsan.

E. Delusi

Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Contoh:

Pak Jaya orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.

F. Halusinasi

Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.

G. Keadaan

Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak  pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Contoh:

Dalam liburan, seperti biasa Samsul bahri pulang ke kampungnya, dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bermain ke rumah Nurbaya, bekas pacarnya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsul bahri oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtarn si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal.

7. Usaha – usaha Mengatasi Ketidakpastian

Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut Iagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

Dalam Al Quran Allah telah memberikan solusi untuk mengatasi ketidakpastian. Hal ini bisa dibaca pada surat Ar Ra’d ayat 28.

 

BAB III

PENUTUP

        Saya dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan itu akan selalu ada dalam kehidupan manusia namun orang yang sukses adalah orang yang mampu mengendalikan kegelisahannya sehingga tidak berlebihan dan orang yang gagal adalah orang yang membiarkan dirinya tenggelam dalam kegelisahan sehingga menghancurkan hidupnya. 

        Demikian makalah ini saya tulis. semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang saya tulis ini jadi saya memohon maaf atas segala kekurangannya dan saya menerima segala saran dengan lapang dada demi mendapatkan perbaikan untuk masa mendatang. Terima kasih.

Bekasi, 04 Januari 2015

 

Muhammad Abu Bakar

 

BAB IV

REFERENSI

 

Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar