Senin, 20 April 2015

TEORI-TEORI KREATIVITAS

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN

TEORI-TEORI KREATIVITAS

clip_image002

NAMA : Muhammad Abu Bakar ( 17514039 )

Ilham Pratama K ( 15514184 )

Sandi Pramudita Siregar ( 19514980 )

KELAS : 1PA15

DOSEN : Nita Sri Handayani, S.Psi

Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma

2014/2015

A. TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS

1. Teori Pendorong Kreativitas

Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :

1.1 Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas

Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembang dan menjadi matang, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

1.2 Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

1. Keamanan psikologis

Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:

· Menerima individu sebagai adanya dengan segalah kelebihan dan keterbatasannya

· Mengusahakan suasana yang di dalamnya evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam)

· Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan menghayati perasan anak, pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut pandangnya.

Dalam suasana ini “real self” dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk hubungannya dengan lingkungannya.

2. Kebebasan Psikologis

Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan. Kadang anak kreatif tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah emosianal, menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru. Berani dalam pendirian, ingin tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus dengan pekerjaanya, inisiatif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat otoritas begitu saja. Menurut psikolog terhadap 10 peringkat ciri-ciri pribadi kreatif:

· Imajinatif

· Mempunyai prakarsa

· Mempunyai minat luas

· Mandiri dalam berfikir

· Melit (ingin tahu)

· Senang berpetualang

· Penuh energI

· Percaya diri

· Bersedia mengambil resiko

· Berani dalam pendirian dan keyakinan

2. Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif

2.1 Teori Wallas

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku “The Art of Thought” yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain, mencari jawaban, dan lain-lain.

2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.

3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.

4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.2 Teori tentang Belahan Otak Kiri dan Kanan

Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.

Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengola dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan otaknya tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinnya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam ”comfort zone” dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).

Dikotomi Fungsi Mental:

Belahan Otak Kiri

Belahan Otak Kanan

Intelek

Intuisi

Konvergen

Divergen

Intelektual

Emosional

Rasional

Metaforik, intuitif

Verbal

Non Verbal

Horizontal

Vertikal

Konkret

Abstrak

Realistis

Impulsif

Diarahkan

Bebas

Diferensial

Eksistensial

Sekuensial

Multipel

Historikal

Tanpa Batas Waktu

Analitis

Sintesis, Holitik

Eksplisit

Implisit

Objektif

Subjektif

Suksesif

Simultan

3. Teori-teori yang Melandasi Produk Kreatif

Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Pemikir divergen mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.

3.1 Penilaian Produk Penemuan dalam Hukum Paten

Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:

1. Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan

2. Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah

3. Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting

4. Sejauh mana telah mengalami kegagalan

5. Produk harus berguna dan merupakan kemajuan

6. Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru

7. Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah dibutuhkan perangkat kriteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan kemampuan kreatif.

3.2 Model Besemer dan Treffinger

Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM).

1. Kebaruan (novelty)

Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya

2. Pemecahan (resolution)

Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :

· Produk harus bermakna (valuable)

· Produk harus logis

· Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis)

3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis

Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama atau serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.

Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :

· Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)

· Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)

· Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih

· Dapat dipahami (tampil secara jelas)

· Menunjukan ketrampilan atau keahlian

Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.

3.3 Model Penilaian Kreatif dalam Mengarang

Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :

· Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.

· Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.

· Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinilitas.

· Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

B. KETERBAKATAN DAN KREATIVITAS

1. Pengertian Keterbakatan

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Berikut ini definisi keterbakatan menurut para ahli:

1. Columbus Group

Bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal.

2. Renzulli (2002)

Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.

3. Tedjasaputra, MS (2003)

Bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.

4. Widodo Judarwanto (2007)

Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.

5. Galton (2002)

Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.

6. Clark (1986)

Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.

Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :

· Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.

· Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.

· Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.

· Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.

· Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.

· Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.

Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:

· Kemampuan di atas rata-rata

· Kreativitas tinggi

· Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

2. Pengertian Kreativitas

Ada banyak sekali pengakuan ilmiah mengenai kreativitas tetapi belum ada penelitian yang benar benar valid mengenainya, dikarenakan faktor bawaan kreativitas dari setiap individu dan tidak setiap individu pula dapat mengontrolnya dengan baik. Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, antara lain:

1. Utami Munandar (1995:25)

Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

2. Imam Musbikin (2006:6)

Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

3. Mangunhardjana (1986:11)

Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

4. Sternberg (1988)

Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi.

5. Baron (1969)

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.

6. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

7. Clark Moustakis (1967)

Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

8. Rhodes

Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.

9. Hulbeck (1945)

“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

10. Haefele (1962)

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.

11. Torrance (1988)

Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

12. Freedam (1982)

Kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.

13. Woolfook (1984)

Memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.

14. Guilford (1976)

Mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

3. Hubungan Pengertian Keterbakatan dan Kreativitas

Konsepsi “Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :

1. Kemampuan umum di atas rata – rata

2. Kreativitas di atas rata – rata

3. Pengikatan diri terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)

Kemampuan diatas rata – rata

Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach (1976) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.

Dalam istilah “kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.

Kreativitas diatas rata -rata

Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki anak atau orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.

Pengikatan diri terhadap tugas

Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “genius”, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.

Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (pengikatan diri terhadap tugas).

Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rochmat%20Wahab,%20M.Pd.,MA.%20Dr.%20,%20Prof.%20/Materi-1%20Nature%20of%20Giftedness.pdf.

https://moethya26.wordpress.com/2010/02/25/teori-mengenai-kreatifitas/

http://hasyahermansyah.blogspot.com/2014/05/makalah-contoh-kasus-kreativitas-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar