Senin, 20 April 2015

Dua Sayapku

           seagulls_flying_in_the_sky           Selama bertahun tahun aku tampil di lingkunganku dengan wajah yang lain, wajah yang benar-benar bukan diriku, ku kenakan topeng. Aku lakukan itu karena wajahku yang asli tak ada yang mau menerimanya. Segala yang kupikirkan dan ku rasakan juga selalu ku pendam dalam-dalam. Aku takut juga bila kuungkapkan apa adanya, lingkungan tidak menerimanya, ya dan nyatanya memang mereka tidak bisa menerimanya. kenapa? karena ku sudah lakukan dan coba untuk menjadi diri sendiri di setiap awal dari perpindahan ke lingkungan yang baru, namun lagi-lagi berujung sama, semua tidak mau menerima diriku.

         Aku lelah dengan topengku, meskipun lingkungan dan teman-teman bisa lebih menerima diriku, namun itu bukanlah diriku yang asli yang mereka terima, dan sebenarnya mereka juga bukan menerima diriku, namun memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Sungguh egoisnya mereka dan betapa bodohnya aku. Aku tidak pernah berani bersikap dan mengungkapkan perasaan, ketakutanku akan dijauhi lebih besar daripada keinginanku untuk bebas. Tetapi nyatanya itu tidak bisa membuatku bahagia, aku tetap merasa sendiri dan kesepian meskipun dalam keramaian, karena ternyata tetap saja aku tertekan oleh keegoisan teman-temanku yang hanya dekat di saat butuh dan pergi begitu saja bila kebutuhannya terpenuhi. Mereka datang dan pergi sesukanya tanpa mau peduli dengan pikiran dan perasaanku.          Rasanya ingin sekali kubuang topeng ini lalu kuteriakkan apa yang selama ini memenuhi pikiran dan hatiku kepada mereka semua, ingin sekali aku bebas tidak dalam belenggu ketakutan akan ditinggalkan dan dijauhi lagi. namun tetap saja ketakutan lebih besar dan kebodohan membuat belenggu ketakutan itu semakin besar dan melilit-lilit. Semakin ku berusaha mengikuti keinginan teman-teman maka semakin banyak kesakitan dan kesedihan yang kuterima, namun semua itu kupendam sendiri, kukorbankan kebahagiaan diriku demi kebahagiaan orang lain. Bodohnya aku, aku mengorbankan kebahagiaan dan mencoba memahami teman-teman yang sama sekali tidak memberikan manfaat apa-apa bagiku, mereka hanya menguras semua yang kumiliki, mereka tidak pernah mencoba memahami diriku dan membuatku bahagia. Aku tidak pernah tau apa itu persahabatan dan bagaimana rasanya.

          Semua itu membuat diriku hidup dalam kesempitan, dalam belenggu-belenggu ketakutan yang semakin hari semakin melilit-lilit. Aku seakan hidup dalam bangunan besar dengan tembok tebal dan kegelapan. Ya itu semua sebenarnya diriku sendiri yang membuatnya. Keadaan itu membuatku lelah berharap tuk bisa lepas, bebas, membuang topengku dan tampil apa adanya lalu terbang meninggalkan bangunan besar yang mengurungku.tujuh           Ketika harapan sudah hampir musnah ditelan pengalaman-pengalaman pahit itu, tiba-tiba muncul secercah harapan, ya aku berpindah ke lingkungan yang baru, aku mulai berharap kembali walaupun sangat kecil, aku berdoa supaya dengan lingkungan yang baru ini aku bisa terbang dan bebas dari kurungan bangunan besar nan gelap itu, bangunan yang mana aku dibelunggu di dalamnya dengan ketakutan. Hari demi hari kulalui di lingkungan yang baru, kumulai dengan sangat hati-hati. Aku mulai tampil dengan topengku seperti biasanya, namun dengan selalu mencoba untuk melepasnya sesekali, hanya ingin melihat apa ada yang bisa menerima wajahku yang asli atau tidak. Nyatanya lagi aku tidak diterima, ku semakin memperkokoh bangunan yang mengurungku dan semakin ku perkuat sendiri lilitan belenggu ketakutan yang menyesakkan itu.

          Sampai suatu saat, kutemukan dua orang yang begitu perhatian dengan keadaanku. Mereka sering kali benar dan tepat menebak apa yang sedang kurasakan dan pikirkan dan tiap kali ku buka topengku, mereka bukannya menjauh, namun semakin mendekat bahkan akhirnya mereka mau bersamaku, menjadi sahabat sejatiku, menjadi dua sayap bagiku. Mereka mau menerima wajah asliku, mereka mau menerima diriku apa adanya. Semua kelemahanku bukan kejelekan di mata mereka. mereka benar-benar peduli dengan apa yang kurasakan dan pikirkan. Mereka begitu menganggapku berharga sebagaimana diriku menganggap mereka juga begitu berharga.enam           Sungguh senangnya hatiku, bersama mereka ku bisa lepaskan topeng pengap yang selalu menutupi wajahku, semua belenggu ketakutan yang melilitku selama ini, dan terbang meninggalkan bangunan yang mengurungku, terbang menyusuri langit biru yang luas, melihat keluasan dunia dan indahnya hidup. Dari mereka kudapatkan kebahagiaan menjadi diri sendiri. Semua sisi kehidupanku berubah, berubah ke arah yang luar biasa baik. Dari yang tadinya aku adalah pemendam sejati menjadi lebih terbuka, bahkan terkesan buka-bukaan. Dari yang tadinya kaku menjadi lebih fleksibel. Dari yang tadinya takut salah menjadi berani salah dan memperbaiki. Aku rasakan kenyamanan yang begitu memuaskan. Mereka tidak pernah bosan mendengar cerita, curhatan, dan hal-hal sepele dariku. Mereka begitu perhatian dan peduli, bahkan dalam keadaan sesulit apapun, sesibuk apapun mereka, tak pernah melupakan diriku. Mereka begitu kupercaya dan kuhormati serta kusayangi.fly-away-dandelion-under-blue-sky_1280x1024_76550            Mereka juga membuatku sadar akan banyak hal dalam hidup. Bersama mereka ku sadari arti persahabatan, kebersamaan, saling bekerjasama, dan peduli serta perhatian. Mereka menyadarkanku akan kehadiran mereka dalam hidupku itu adalah untuk kebaikan, membuatku sadar dari kebodohanku selama ini bahwa hidup tidak bisa mengikuti apa maunya orang lain, menyadarkan betapa berharganya sahabat dan kebersamaan. Mereka mengajari aku untuk tidak terbiasa membohongi diri sendiri demi terlihat kuat di depan orang lain, untuk tidak terbiasa mengorbankan kebahagiaan dan mencurahkan perhatian kepada orang yang sama sekali tidak memberi manfaat bahkan tidak memikirkanku. Mengajariku bagaimana bersikap dan berperasaan kepada orang lain, bagaimana berpenampilan, bagaimana berteman, bagaimana menghadapi masalah, bahkan mereka membantuku di setiap masalah sesepele apapun itu. Kadang aku sendiri bosan dengan masalah yang kuhadapi karena berputar itu-itu saja, namun mereka tidak pernah bosan sekalipun dalam membantuku dan memperdulikanku. Dan banyak hal lagi, benar-benar kehadiaran dua sayap itu membuat lukisan dalam lembar kehidupanku menjadi begitu indah dan berwarna.

          Empat hari yang lalu, semua kebahagiaan itu dicabut dariku, dua sayapku hilang, dua sayapku dicabut. Ya Allah, betapa sedihnya hatiku, betapa menyakitkannya, serasa hatiku hancur berkeping-keping, ku tak bisa menahan air mata yang memaksa untuk mengalir, mengalir deras disertai sesaknya nafas. Tak pernah kurasakan kesedihan yang mendalam sampai seperti ini, karena begitu berharga dua sayap itu bagiku. mereka adalah berlian yang begitu berharga yang sudah kucari bertahun-tahun lamanya, tak kan ada yang dapat menggantikannya dan akupun tak jua ingin menggantikannya. Ya Allah mengapa harus begini, bertahun-tahun kucari dan ketika kudapatkan, semua harus berakhir secepat ini. Aku belum menyelesaikan pengembaraanku bersama mereka, masih banyak hal yang ingin ku lakukan bersama dua sayapku itulima          Sampai hari ini ku tak bisa melupakan dua sayap indahku itu, karena begitu banyak kenangan manis bersama mereka, begitu banyak manfaat yang ku dapatkan dari mereka. mereka sudah terukir di dalam hatiku dengan ukiran dari emas, ku tak mungkin melupakan dan menghapusnya. Aku masih tidak percaya dan tidak ingin kehilangan mereka, namun apalah daya, semakin hari semakin nyata bagiku bahwa mereka sudah tidak bisa bersamaku lagi, sudah tidak bisa menjadi sayapku lagi. Namun Ku masih berharap dan akan terus berharap suatu saat nanti aku bisa bersama dan bersatu kembali bersama kedua sayapku itu dalam keadaan yang terbaik dan untuk selama-lamanya. Sekarang Keadaan memaksaku untuk membuat dan memulai hidup baru, namun tetap saja kan ku lukiskan kedua sayapku itu pertama pada lembaran kehidupan yang baru, karena mereka tetap dan selamanya akan tetap berharga dan istimewa bagi hidupku.

Untuk kedua sayapku tersayang,

Setelah semua kenangan dan kebahagiaan yang kalian berikan padaku, Aku hanya bisa ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya yang tulus dari hatiku yang terdalam. Terima kasih atas segalanya. Maafkanlah semua kesalahanku selama ini kepada kalian berdua, yang tentu sangatlah banyak, karena kalianlah yang paling dekat denganku.

Ku tak bisa lukiskan dengan kata-kata bagaimana sedihnya diriku atas kehilangan kalian berdua, kalian yang begitu berharga dalam hidupku. Ku selalu menangis setiap mengingat kenangan-kenangan kita bersama, sekecil dan sesepele apapun itu. Aku rindu kalian berdua, rindu yang luar biasa, rindu akan senyuman, candaan, dan tawa kalian. Aku ingin sekali memeluk kalian berdua, pelukan hangat dan erat. Aku ingin tunjukkan betapa berharganya kalian bagi hidupku dan betapa sayangnya diriku pada kalian.

Ku mohon kalian jangan pernah benar-benar pergi meninggalkanku. Ku ingin kalian tetap bersamaku sesulit apapun keadaan. Aku juga tidak akan pernah meninggalkan kalian sampai kapanpun. Walaupun suatu saat nanti kita seakan benar-benar putus dan terpisah, ketauhilah, aku tidak akan pernah lupa untuk selalu sebut nama kalian berdua dalam setiap doaku, memohon kebaikan untuk kehidupan kita bersama.

Ya Allah…Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, Engkau Maha Pengasih dan Penyayang…Jagalah dua sayapku itu…kasihilah mereka…bahagiakanlah kehidupan mereka…bukakanlah pintu rezeki-Mu bagi mereka…tuntunlah mereka untuk selalu berjalan di atas kebenaran…satukanlah kami kembali dalam keadaan yang terbaik….satukanlah kami untuk selama-lamanya dalam ridho Mu Ya Allah…

Aamiin…

tiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar