KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Sudjiran
Disusun
oleh : Muhammad Abu Bakar
Jurusan : Psikologi
Kelas : 1PA15
NPM : 17514039
Universitas Gunadarma
Jl. KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi telp (021)
88860117
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
atas berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat selesai. Dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan”.
Makalah
ini dibuat dalam rangka memahami ilmu budaya dasar dan segala yang berkaitan
dengannya sekaligus melaksanakan tugas menjadi seorang mahasiswa dalam mata ilmu
budaya dasar. Dalam proses pembuatan makalah ini tentu saya mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Sudjiran selaku dosen mata kuliah ilmu budaya dasar serta
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan aspirasinya dalam pembuatan
makalah.
Demikian
makalah ini saya buat. Besar harapan saya agar dapat berguna dimasa mendatang.
Penulis
Muhammad Abu Bakar
A.
Pendekatan Kesusastraan
Ø
Pengertian Sastra dan seni
Sastra
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu.
Yang
agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain
itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau
sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan
tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.
Seni
pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan
manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni
sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing
individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau
kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih
medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Ø
Peranan sastra
Karya
sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan
pengajaran. Sebab itu sangat keliru bila dunia pendidikan selalu menganggap
bidang eksakta lebih utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau
ilmu-ilmu humaniora. Masyarakat memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan
pengarang yang penuh kebohongan sehingga timbul klasifikasi dan diskriminasi.
Padahal karya sastra memiliki pesona tersendiri bila kita mau membacanya. Karya
sastra dapat membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik
dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.
Sastra
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir
dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,
keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain
melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat
modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat
memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan
emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra
tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada
sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan
perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
Ø
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar
Sastra
dan seni memiliki hubungan yang sangat erat sekali dengan ilmu budaya dasar,
karena materi – materi yang dijabarkan serta dijelaskan oleh ilmu budaya dasar
termasuk materi yang berhubungan dengan sastra dan seni itu sendiri.
B.
Ilmu Budaya Dasar yang
dihubungkan dengan prosa
Ø
Pengertian Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang
artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.
Ø
Jenis-jenis prosa
Dalam
kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1.
Prosa lama meliputi
o
Dongeng-dongeng
o
Hikayat
o
Sejarah
o
Epos
o
Cerita pelipur lara
2.
Prosa baru meliputi
o
Cerita pendek
o
Roman / novel
o
Biografi
o
Kisah
o
Otobiografi
Ø
Nilai – nilai dalam prosa fiksi
Prosa
fiksi adalah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari
hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita .
nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.
Memberikan kesenangan
2.
Memberikan informasi
3.
Memeberikan warisan kultural
4.
Memberikan keseimbangan wawasan
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra yang menyuarakan
aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga
yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya
sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa
yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indoensia di jaman Jepang
yang dikelompokkan kedalam kelompok ini. Karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi
untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah.
Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.
Contoh
prosa dari dongeng adalah sebagai berikut.
Ucapan Ajaib dari Peri
Dahulu,
ada seorang janda yang memiliki dua anak perempuan. Anak yang sulung angkuh dan
pemarah seperti ibunya, sedangkan yang bungsu manis dan lemah lembut.
Sang ibu
sangat memanjakan anaksulung nya yang memiliki sifat yang mirip dengannya, dan
memperlakukan si bungsu dengan sangat buruk. Si bungsu disuruhnya melakukan
hamper semua pekerjaan di rumah. Salah satu dari tugas si bungsu yang malang
adalah berjalan kaki 1 kilometer jauhnya ke sebuah mata air dan membawa pulang
air dalam sebuah ember besar.
Pada
suatu hari saat si bungsu sedang mengambil air di mata air, seorang wanita tua
datang dan meminta air untuk minum.
“Tunggu
sebentar, akan kuambilkan air yang bersih untuk Ibu,” kata si bungsu kepada
wanita tua itu. Diambilnya air yang paling jernih dan bersih, lalu diberikannya
kepada wanita tua itu dengan menggunakan teko air agar dapat dengan mudah
diminum.
Wanita
tua yang sebenarnya adalah seorang peri itu berkata, “Kamu sangat sopan dan
suka menolong, jadi akan kuberikan keajaiban untukmu. Setiap kata yang kamu
ucapkan akan mengeluarkan sekuntum bunga, batu permata, dan mutiara dari
mulutmu.”
Si
bungsu tidak mengerti maksud wanita tua itu. Ia hanya tersenyum lalu berpamitan
dan berjalan pulang.
Sesampainya
di rumah, ibunya memarahinya karena terlalu lama membawakan air. Si bungsu
meminta maaf kepada ibunya dan menceritakan kejadian yang dia alami, bahwa ia
menolong seorang wanita tua yang kemudian memberinya keajaiban. Selama si
bungsu bercerita, bunga-bunga, batu permata dan mutiara terus berjatuhan keluar
dari mulutnya.
“Kalau
begitu, aku harus menyuruh kakakmu pergi kesana.” Kata sang ibu. Lalu
disuruhnya si sulung untuk pergi ke mata air dan apabila bertemu dengan seorang
wanita tua, disuruhnya si sulung untuk bersikap baik dan menolongnya.
Si
sulung yang malas tidak mau pergi berjalan kaki sejauh itu. Namun dengan tegas,
ibunya menyuruhnya pergi, “Pergi kesana sekarang juga!!!” sambil menyelipkan
wadah air dari perak ke dalam tas si sulung.
Sambil
menggerutu si sulung berjalan menuju mata air. Saat tiba disana, ia berjumpa
dengan wanita tua itu. Tapi kali ini wanita tua itu berpakaian indah bagaikan
seorang ratu. Lalu, wanita tua itu meminta minum kepada si sulung.
“Apa
kamu kira aku datang sejauh ini hanya untuk memberimu minum? Dan jangan pikir
kamu bisa minum dari wadah air perakku. Kalau mau minum ambil saja sendiri di
mata air itu!” kata si sulung kepada wanita tua itu.
Karena
sikapnya yang kasar, wanita tua yang sebenarnya seorang peri itu mengutuknya.
“Untuk setiap kata yang kamu ucapkan, seekor katak atau ular akan berjatuhan
keluar dari mulutmu!”
Saat
tiba di rumah, si sulung menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya. Saat
bercerita, beberapa ekor ular dan katak berjatuhan keluar dari mulutnya.
“Astaga!”,
teriak ibunya jijik. “Ini semua gara-gara adikmu. Di mana dia?”
Sang ibu
lalu pergi mencari si bungsu. Karena ketakutan, si bungsu lalu lari dan
bersembunyi di hutan.
Seorang
Pangeran yang sedang berburu terkejut melihat seorang gadis yang sedang
menangis sendirian di hutan. Ketika Pangeran itu bertanya, dengan tersedu-sedu
si bungsu menceritakan apa yang terjadi. Saat bercerita, bunga-bunga, mutiara
serta batu permata pun berjatuhan dari mulutnya.
Pangeran
jatuh hati kepada gadis yang baik itu. Dan Pangeran juga tahu ayahnya tidak
akan keberatan mendapatkan seorang menantu yang baik seperti itu, apalagi
dengan mutiara serta batu permata yang terus dihasilkannya. Maka Pangeran pun
membawa si bungsu ke istana, lalu mereka menikah dan hidup berbahagia.
Sementara
itu di rumah, sikap si sulung menjadi semakin memuakkan, dan ia pun terus
menerus mengeluarkan katak serta ular dari mulutnya, sampai-sampai ibunya pun
mengusirnya dari rumah.
Karena
ia tidak tahu harus kemana dan tidak ada seorangpun yang mau menampungnya
karena sifatnya yang buruk, ditambah dengan katak-katak dan ular-ular yang
terus keluar dari mulutnya, maka akhirnya ia pun tinggal sendirian di tengah
hutan.
C.
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
Ø
Pengertian puisi
Puisi
adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Ø
Kreativiatas penyair dalam membangun sebuah puisi
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam
membangun puisinya dengan menggunakan :
1.
Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang
bennakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi
suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa
hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah
diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan
hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Ø
Alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD
Alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah
sebagai berikut :
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3.
Puisi dan keinsyafan sosial
Ø
Contoh Puisi
SURAT DARI IBU
Asrul Sani
pergi ke dunia luas
anakku sayang
pergi ke hidup bebas
selama angin masih
angin buritan
dan matahari pergi
menyinari daun daunan
dalam rimba dan
padang hijau
pergi ke laut lepas,
anakku sayang
pergi ke alam bcbas
selama hari belum petang
dan warna senja belum
kemerah-merahan
menutup pintu waktu
lampau
Jika bayang telah
pudar
dan elang laut pulang
kesarang
angin bertiup ke
benua
tiang-tiang akan kering
sendiri
dan mahkota sudah tau
pedoman
boleh engkau datang
padaku
kcmbali pulang anakku
sayang
kembali kebalik malam
jika kapal telah
rapat ke tepi
kita segera bercerita
tentang cinta dan
hidupmu pagi hari
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang saya tulis mengenai “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan”.
Kiranya makalah saya dapat digunakan
sebagaimana harusnya. Saya berharap agar melalui makalah saya, generasi penerus
bangsa Indonesia dapat lebih memahami apa itu ilmu budaya dasar dan segala hal
yang berkaitan dengannya.
Saya sebagai penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata dalam penyampaian makna. Kritik dan saran dari pembaca
kami terima dengan ikhlas.
Penulis
Muhammad
Abu Bakar
REFERENSI
Nugroho.Widyo,
Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar